Kamis, 24 September 2020

Info Kunci Balasan Buku Tematik Tema 6 Kelas 6 Halaman 14, 15, 16, 17, 19

Kunci Jawaban Kelas 6 Tema 6 Halaman 14, 15, 16, 17, 19 – Buku siswa kelas 6 tema 6 edisi revisi 2018 diterbitkan dengan judul Menuju Masyarakat Sejahtera dengan subtema 1 berjudul Masyarakat Peduli Lingkungan.
 diterbitkan dengan judul Menuju Masyarakat Sejahtera dengan subtema  Info Kunci Jawaban Buku Tematik Tema 6 Kelas 6 Halaman 14, 15, 16, 17, 19

Pada subtema 1 pembelajaran 3 terdiri dari 8 halaman adalah halaman 13-20. Dalam pembelajaran 3 ini terdapat beberapa subjudul yakni :

  • Ayo Membaca halaman 13 dan 17
  • Ayo Mengamati halaman 14
  • Ayo Berdiskusi halaman 15
  • Ayo Berlatih halaman 16 dan 19
  • Ayo Renungkan halaman 20


Di antara subjudul-subjudul tersebut, sobat-sahabat akan mendapatkan soal-soal yang mesti dijalankan. Pada postingan ini saya mencoba membantu sobat-sahabat untuk melakukan soal-soal yang disuguhkan di halaman 14, 15, 16, 17, 19. Berikut ini kunci balasan buku siswa kelas 6 tema 6 subtema 1 pembelajaran 3 halaman 14-19 :

Ayo Mengamati
 diterbitkan dengan judul Menuju Masyarakat Sejahtera dengan subtema  Info Kunci Jawaban Buku Tematik Tema 6 Kelas 6 Halaman 14, 15, 16, 17, 19

Pada halaman 14, sahabat-teman diminta memperhatikan suatu gambar yang disajikan. Kemudian sahabat-teman diminta menuliskan hasil observasi.

Jawaban (Halaman 14)

Amatilah gambar di atas. Kemudian, tuliskan hasil pengamatanmu perihal gambar pada kolom berikut!
Warga di lingkungan tersebut memberlakukan aturan khusus yakni memutuskan pukul 18.30-21.00 sebagai waktu berguru. Hal ini memperlihatkan bahwa mereka memahami betul perihal hak pendidikan bagi seluruh warganya khususnya bagi pelajar.

Ayo Berdiskusi

Pada halaman 15, disajikan beberapa soal yang harus sobat-sahabat selesaikan.

Jawaban (Halaman 15)

Bersama seorang temanmu, diskusikan ihwal hal berikut!
1. Apakah yang dimaksud dengan kewajiban?
Kewajiban yakni sesuatu yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

2. Apa kewajibanmu sebagai seorang siswa, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumahmu?
Belajar, menghormati orang renta dan guru, melakukan peran sekolah, menjaga kebersihan, menolong orang tua, dan menaati peraturan sekolah.

3. Bagaimanakah sikapmu kepada kewajiban yang kamu miliki?
Menerimanya dengan rasa tanggung jawab.

4. Mengapa kau mesti bersikap seperti jawabanmu pada soal nomor 3?
Karena dibalik kewajiban yang aku kerjakan, saya juga menerima hak baik di rumah dan di sekolah. Sehingga dengan melaksanakan keharusan, hak dan keharusan menjadi sepadan.

Ayo Berlatih

Pada halaman 16 sampai terdapat suatu tabel yang harus diisi. Teman-teman diminta menuliskan upaya yang dapat dilaksanakan untuk mengisi kemerdekaan.

Jawaban (Halaman 16-17)

Apa upaya yang mampu dilakukan untuk mengisi kemerdekaan? Tuliskan dalam tabel berikut! 
 diterbitkan dengan judul Menuju Masyarakat Sejahtera dengan subtema  Info Kunci Jawaban Buku Tematik Tema 6 Kelas 6 Halaman 14, 15, 16, 17, 19

Ayo Membaca

Pada halaman 17 hingga 19, disuguhkan suatu teks yang harus sahabat-teman baca.

Kerukunan di Kampung Wonorejo, Papua
Kampung Wonorejo, Arso Timur, Papua ialah salah satu kampung transmigran. Warganya berasal dari banyak sekali daerah padat masyarakatdi Pulau Jawa. Kondisi tersebut menciptakan warga di kampung Wonorejo memiliki perbedaan suku, agama, dan budaya.

Di Kampung Wonorejo, posisi rumah warga bersebelahan. Semua warga erat tak terkecuali belum dewasa. Setiap hari anak-anak di Kampung Wonorejo pergi ke sekolah bersama. Itu sebabnya mereka sungguh bersahabat. Mereka suka bermain bersama dan sering menghabiskan waktu di rumah satu sama lain.

Meskipun berbeda suku, kebersamaan begitu kental terlihat dalam keseharian mereka. Setiap simpulan minggu anak-anak Kampung Wonorejo berkumpul di balai utama kampung. Biasanya, mereka olahraga bareng atau sekadar bermain-main. Bagi belum dewasa yang menginjak usia remaja akan mendapat penyuluhan wacana menjaga kebersihan diri ketika pubertas dari tenaga kesehatan. Kadang-kadang mereka juga menolong orang bau tanah yang sedang bekerja bakti membersihkan lingkungan.

Semua warga di Kampung Wonorejo hidup rukun. Mereka menyadari bahwa para pendekar sudah menjangkau kemerdekaan dengan semangat usaha tinggi. Dalam menjangkau kemerdekaan, para pejuang tidak memandang per-bedaan kawasan, agama, dan suku bangsa. Mereka bersatu padu untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah. Oleh sebab itu, semua warga Kampung Wonorejo ingin menjaga persatuan di daerah mereka selaku wujud menjaga kesatuan NKRI. Mereka hidup rukun dalam perbedaan.

Potret Kampung Wonorejo, Arso Timur, memperlihatkan kepada kita perihal kerukunan dalam keanekaragaman. Semua warga kampung hidup rukun walaupun berlawanan asal seruan suku bangsa, agama, dan budaya. Keragaman suku bangsa menjadi modal sosial dalam pembangunan.

Keberadaan aneka macam suku bangsa yang ada di Kampung Wonorejo ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah perihal transmigrasi. Program transmigrasi di mulai sejak pemerintahan Orde Baru pada tahun 1961. Pemerintah Orde Baru menggalakkan program transmigrasi selaku upaya untuk mewujudkan penduduk Indonesia yang makmur. Melalui acara ini pertanda bahwa sehabis mengikuti transmigrasi, masyarakat mempunyai rumah, lahan pertanian, dan keterampilan sebagai bekal hidup di lokasi transmigrasi. Program tersebut mampu mengembangkan kesejahteraan penduduk . Hal ini berlandaskan pada hak setiap warga negara untuk menerima penghidupan dan pendidikan yang layak dari negara.
Saat ini latar belakang kehidupan warga di Kampung Wonorejo sudah mengalami percampuran budaya dan agama. Sebagian warga Kampung Wonorejo sudah melaksanakan akad nikah antarsuku. Bagi warga Kampung Wonorejo, keanekaragaman yakni kekayaan mereka.

Dalam perkembangannya, ada beberapa yang mesti diperhatikan antara Kampung Wonorejo dan kampung-kampung sekitarnya, misalnya Kampung Kibay. Penduduk asli Kibay terdiri atas 121 kepala keluarga. Sebagian dari mereka tersebar di Distrik Arso. Wilayah Kibay memiliki potensi sumber daya alam seperti hutan dan hasil pertanian. Warga di Kampung Kibay menanam sayur dan umbi-umbian untuk dimakan sebagai makanan pengganti beras. Para perempuan di kampung ini juga cekatan menganyam noken dari kulit pohon. Sebagian warga melakukan pekerjaan serabutan penebang kayu, tukang bangunan, dan buruh harian di perkebunan sawit.

Potret Kampung Kibay memberi citra terhadap kita perihal mata pencaharian sebagian besar penduduk asli Papua dan para transmigran, seperti di Kampung Wonorejo. Di Kampung Wonorejo, kehidupan masyarakat cukup serasi. Mereka hidup berdampingan dengan penduduk asli Papua. Apabila terjadi peristiwa yang menyangkut hukum, mirip pencurian atau gangguan keselamatan dan ketertiban penduduk akan diproses secara aturan. Akan namun, sebelumnya mereka mesti menyelesaikan duduk perkara tersebut melalui paguyuban etika. Jika ada kerusuhan di Kampung, paguyuban selalu berperan penting dalam proses penyelesaian dilema.

Para perempuan di Kampung Wonorejo dan Kampung Kibay juga saling bertukar wawasan antara wanita Papua dan perempuan transmigrasi yang berasal dari Jawa. Para perempuan Jawa mengajarkan wanita Papua cara menciptakan kudapan manis dari materi tepung singkong dan cara menciptakan sayur dari batang pohon pisang. Sebelumnya orang Papua, senantiasa mencampakkan batang pohon pisang yang sudah ditebang. Berkat pengetahuan dari perempuan Jawa, kini mereka mempergunakan batang pisang menjadi sayur yang lezat.

Penduduk asli Papua dan warga transmigran saling bertoleransi. Mereka saling menghormati perbedaan agama maupun budaya. Mereka menganggap bahwa perbedaan budaya dan agama ialah kekayaan bangsa Indonesia yang harus dijaga. Para penduduk mampu hidup rukun berdampingan sebagai satu bangsa adalah bangsa Indonesia.

Warga Kampung Kibay dan Kampung Wonorejo tetap mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka juga menjaga persatuan dan kesatuan serta senantiasa menjunjung tinggi semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam segala perbedaan yang ada. Mereka mempunyai jati diri sebagai bangsa Indonesia yang beretika dan santun, serta memiliki jiwa bahu-membahu, dan toleransi tinggi. Mereka ingin membuat kehidupan di bumi Indonesia yang hening, tenteram, hidup rukun berdampingan.

Oleh: Nirwasita
Diolah dari: http://www.kompasiana.com/spiritofpapua/migrasi-dan-perempuan-dalam-keanekaragaman-kampung-wonorejo_56990c2ff67e61f40a27f392

Ayo Berlatih

Pada halaman 19, sahabat-sobat diminta menjawab pertanyaan yang dihidangkan.

Jawaban (Halaman 19)

A. Jawablah pertanyaan di bawah ini secara mulut!
1. Apa judul bacaan di atas?
Kerukunan di Kampung Wonorejo, Papua

2. Apa kata kunci pada judul bacaan di atas?
Kampung rukun.

3. Apakah info dari bacaan menurut kata kunci pada judul?
Meski warga Kampung Wonorejo mempunyai perbedaan suku, agama, dan budaya, mereka mampu hidup rukun. Selain itu, warga Kampung Wonorejo juga mampu hidup berdampingan dengan warga Kampung Kibay dalam kerukunan, toleransi, bersama-sama, dan kedamaian.

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan menuliskan pada kolom tersedia!
1. Apa yang mampu kamu kerjakan sebagai warga penduduk dalam memaknai kemerdekaan?
Lebih semangat dalam berguru, mengikuti kontes yang diadakan di lingkungan kawasan tinggal, dan mempertahankan kerukunan antar sesama.

2. Bagaimana pelaksanaan kewajibanmu selaku warga penduduk ?
Saya senantiasa berupaya melaksanakan keharusan selaku warga masyarakat seperti menghormati tetangga, mempertahankan kebersihan lingkungan, dan menjaga kerukunan dengan tetangga.

Demikian kunci balasan buku siswa kelas 6 tema 6 Menuju Masyarakat Sejahtera halaman 14, 15, 16, 17, 19. Semoga membantu sahabat-teman dalam menjawab soal-soal yang dihidangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar